Tanah Abang
Sejarah Tanah abang
Sejarah Tanah Abang dimulai pada abad ke-17 saat kota Batavia mengalami perluasan tata kota ke arah selatan, Timur dan Barat.Salah seorang penyewa lahan di Tanah Abang bernama Phoa Bing Ham berkontribusi dengan membangun kanal yang menghubungkan ketiga wilayah itu yang juga digunakan sebagai jalur distribusi untuk mengangkut hasil kebunnya untuk diperdagangkan. Ia membuat jalur kanal dari selatan menyusur disepanjang Jl Gajah Mada hingga sampai ke kali Ciliwung di Timur. Ke wilayah Barat Batavia, ia menggali kanal hingga ke ujung Kebon Sirih hingga terhubung ke Kali Krukut.Pembangunan kanal pada akhirnya berkembang menjadi mata rantai perdagangan yang menghubungkan wilayah-wilayah di sekitar Batavia. Salah seorang pemilik tanah, Justinus vink, mendirikan pasar Tanahabang (Pasar Sabtu) dan pasar Weltevreden (Pasar Senen) pada tahun 1735. Hari pasar dan barang yang diperdagangkan ditentukan oleh pemerintah yang berkuasa berdasarkan surat izin yang dikeluarkan untuk masing-masing pasar.Untuk Tanah Abang sendiri barang yang diperdagangkan adalah tekstil, kelontong dan hasil bumi.
Nama Tanah Abang mulai disebut-sebut pada pertengahan abad ke-17, sehingga banyak orang memperkirakan nama itu berasal dari tentara Mataram yang menyerang VOC pada 1628.
Tentara Mataram, seperti dituliskan dalam sejarah, tidak hanya melancarkan serangan dari arah lautan, namun juga mengepung kota dari arah selatan. Tentara Mataram menggunakan Tanah Abang sebagai pangkalan perang mereka, karena konturnya yang berbukit-bukit dengan genangan rawa-rawa di sekitarnya, yang mengalir ke Kali Krukut. Kawasan itu bertanah merah, atau "abang" dalam bahasa Jawa. Diperkirakan dari sana nama itu muncul.
Pada tahun 1940 terjadi Peristiwa Chineezenmoord, pembantaian orang-orang China, perusakan harta benda, termasuk Pasar Tanah Abang diporak-porandakan dan dibakar. Pada tahun 1881, Pasar Tanah Abang kembali dibangun dan yang tadinya dibuka pada hari Sabtu, ditambah hari Rabu, sehingga Pasar Tanah Abang dibuka 2 kali seminggu. Bangunan Pasar pada mulanya sangat sederhana ,terdiri dari dinding bambu dan papan serta atap rumbia dari 229 papan dan 139 petak bambu.. Pasar Tanah Abang terus mengalami perbaikan hingga akhir abad ke-19 dan bagian lantainya mulai dikeraskan dengan pondasi adukan. Pada tahun 1913, Pasar Tanah Abang kembali diperbaiki. Pada tahun 1926 pemerintah Batavia membongkar Pasar Tanah Abang dan diganti bangunan permanen berupa tiga los panjang dari tembok dan papan serta beratap genteng, dengan kantor pasarnya berada di atas bangunan pasar mirip kandang burung. Pelataran parkir di depan pasar menjadi tempat parkir kuda-kuda penarik delman dan gerobak. Di situ tersedia kobakan air yang cukup besar, dan di seberang jalan ada toko yang khusus menjual dedak makanan kuda. Beberapa puluh meter dari toko dedak ada sebuah gang yang dikenal sebagai Gang Madat, tempat lokalisasi para pemadat. Pada zaman pendudukan Jepang, pasar ini hampir tidak berfungsi, dan menjadi tempat para gelandangan.
Pasar Tanah Abang semakin berkembang setelah dibangunnya Stasiun Tanah Abang. Ditempat tersebut mulai dibangun tempat-tempat seperti Masjid Al Makmur dan Klenteng Hok Tek Tjen Sien yang keduanya seusia dengan Pasar Tanah Abang. Pada tahun 1973, Pasar Tanah Abang diremajakan, diganti dengan 4 bangunan berlantai empat, dan sudah mengalami dua kali kebakaran, pertama tanggal 30 Desember 1978, Blok A di lantai tiga dan kedua menimpa Blok B tanggal 13 Agustus 1979. Pada tahun 1975 tercatat kiosnya ada 4.351 buah dengan 3.016 pedagang.Setelah terjadi kebakaran pada tahun 2003, hampir seluruh kios-kios di pasar Tanah-abang hangus terbakar. Sisa bangunan yang masih berdiri tinggal Blok B, C dan D, sedangkan blok A sudah tidak layak pakai lagi langsung dirobohkan. Kemudian setahun kemudian menyusul Blok B, C, dan D yang pondasinya juga sudah tidak kuat lagi juga di robohkan. Ditempat inilah mulai didirikan Blok A yang selesai pada tahun 2005, dan Blok B yang selesai akhir tahun ini 2010. Pasar Blok A dan B ini sudah merupakan pasar modern yang menyerupai mal mal lain, full AC, parkir luas dan gedung bertingkat tinggi dengan mengedepankan faktor kenyamanan dan keamanan.
Sejarah Tanah abang
Sejarah Tanah Abang dimulai pada abad ke-17 saat kota Batavia mengalami perluasan tata kota ke arah selatan, Timur dan Barat.Salah seorang penyewa lahan di Tanah Abang bernama Phoa Bing Ham berkontribusi dengan membangun kanal yang menghubungkan ketiga wilayah itu yang juga digunakan sebagai jalur distribusi untuk mengangkut hasil kebunnya untuk diperdagangkan. Ia membuat jalur kanal dari selatan menyusur disepanjang Jl Gajah Mada hingga sampai ke kali Ciliwung di Timur. Ke wilayah Barat Batavia, ia menggali kanal hingga ke ujung Kebon Sirih hingga terhubung ke Kali Krukut.Pembangunan kanal pada akhirnya berkembang menjadi mata rantai perdagangan yang menghubungkan wilayah-wilayah di sekitar Batavia. Salah seorang pemilik tanah, Justinus vink, mendirikan pasar Tanahabang (Pasar Sabtu) dan pasar Weltevreden (Pasar Senen) pada tahun 1735. Hari pasar dan barang yang diperdagangkan ditentukan oleh pemerintah yang berkuasa berdasarkan surat izin yang dikeluarkan untuk masing-masing pasar.Untuk Tanah Abang sendiri barang yang diperdagangkan adalah tekstil, kelontong dan hasil bumi.
Nama Tanah Abang mulai disebut-sebut pada pertengahan abad ke-17, sehingga banyak orang memperkirakan nama itu berasal dari tentara Mataram yang menyerang VOC pada 1628.
Tentara Mataram, seperti dituliskan dalam sejarah, tidak hanya melancarkan serangan dari arah lautan, namun juga mengepung kota dari arah selatan. Tentara Mataram menggunakan Tanah Abang sebagai pangkalan perang mereka, karena konturnya yang berbukit-bukit dengan genangan rawa-rawa di sekitarnya, yang mengalir ke Kali Krukut. Kawasan itu bertanah merah, atau "abang" dalam bahasa Jawa. Diperkirakan dari sana nama itu muncul.
Pada tahun 1940 terjadi Peristiwa Chineezenmoord, pembantaian orang-orang China, perusakan harta benda, termasuk Pasar Tanah Abang diporak-porandakan dan dibakar. Pada tahun 1881, Pasar Tanah Abang kembali dibangun dan yang tadinya dibuka pada hari Sabtu, ditambah hari Rabu, sehingga Pasar Tanah Abang dibuka 2 kali seminggu. Bangunan Pasar pada mulanya sangat sederhana ,terdiri dari dinding bambu dan papan serta atap rumbia dari 229 papan dan 139 petak bambu.. Pasar Tanah Abang terus mengalami perbaikan hingga akhir abad ke-19 dan bagian lantainya mulai dikeraskan dengan pondasi adukan. Pada tahun 1913, Pasar Tanah Abang kembali diperbaiki. Pada tahun 1926 pemerintah Batavia membongkar Pasar Tanah Abang dan diganti bangunan permanen berupa tiga los panjang dari tembok dan papan serta beratap genteng, dengan kantor pasarnya berada di atas bangunan pasar mirip kandang burung. Pelataran parkir di depan pasar menjadi tempat parkir kuda-kuda penarik delman dan gerobak. Di situ tersedia kobakan air yang cukup besar, dan di seberang jalan ada toko yang khusus menjual dedak makanan kuda. Beberapa puluh meter dari toko dedak ada sebuah gang yang dikenal sebagai Gang Madat, tempat lokalisasi para pemadat. Pada zaman pendudukan Jepang, pasar ini hampir tidak berfungsi, dan menjadi tempat para gelandangan.
Pasar Tanah Abang semakin berkembang setelah dibangunnya Stasiun Tanah Abang. Ditempat tersebut mulai dibangun tempat-tempat seperti Masjid Al Makmur dan Klenteng Hok Tek Tjen Sien yang keduanya seusia dengan Pasar Tanah Abang. Pada tahun 1973, Pasar Tanah Abang diremajakan, diganti dengan 4 bangunan berlantai empat, dan sudah mengalami dua kali kebakaran, pertama tanggal 30 Desember 1978, Blok A di lantai tiga dan kedua menimpa Blok B tanggal 13 Agustus 1979. Pada tahun 1975 tercatat kiosnya ada 4.351 buah dengan 3.016 pedagang.Setelah terjadi kebakaran pada tahun 2003, hampir seluruh kios-kios di pasar Tanah-abang hangus terbakar. Sisa bangunan yang masih berdiri tinggal Blok B, C dan D, sedangkan blok A sudah tidak layak pakai lagi langsung dirobohkan. Kemudian setahun kemudian menyusul Blok B, C, dan D yang pondasinya juga sudah tidak kuat lagi juga di robohkan. Ditempat inilah mulai didirikan Blok A yang selesai pada tahun 2005, dan Blok B yang selesai akhir tahun ini 2010. Pasar Blok A dan B ini sudah merupakan pasar modern yang menyerupai mal mal lain, full AC, parkir luas dan gedung bertingkat tinggi dengan mengedepankan faktor kenyamanan dan keamanan.
Tanah Abang di masa kini
Tanah abang Jakarta pada masa kini terlihat beda sekali pada zaman penjajahan atau asal usulnya tanah abang dahulu. Bangunannya pun sudah beda sekali terlihat megah dan modern di banding masa lalu. Penduduknya pun semakin padat karena perkembangan dunia. Dan menjadi pusat grosir Jakarta yang termasuk pusat grosir terbesar di Indonesia, di tanah abang terdapat banyak kebutuhan masyarakat dari perlengkapan rumah tangga, baju dan lain-lain terdapat di sana. Mungkin tanah abang ini dari tahun ke tahun akan bertambah masyarakat yang datang untuk berbelanja untuk kebutuhan.Tanah abang kini sekarang menjadi pusat grosir untuk para pedagang eceran.seiring perkembangan selama ini tanah abang berkembang sangat pesat jika dilihat dari sejarah tanah abang yang dulu
Tanah abang saat ini mengalami perkembangan dibidang busana untuk hampir
Sebagian besar di Indonesia memiliki nilai corak dan design yang tinggi di dunia internasional.maka dengan perkembangan tren busana saat ini dapat menunjukkan hasil yang memuaskan baik untuk Negara dan daerah itu sendiri khususnya tanah abang dan hampir sebagian besar ditanah abang yang paling menonjol itu dibidang busana.
dari hasil wawancara yang ada sebagian besar hal yang paling diperhatikan dalam bidang busana ada design,warna yang menarik dan motif dan corak yang beragam
dari hasil wawancara yang ada sebagian besar hal yang paling diperhatikan dalam bidang busana ada design,warna yang menarik dan motif dan corak yang beragam
Tren busana yang paling dikenal didaerah tanah abang yaitu busana muslim dan menurut para pedagang busana sebelum datangnya idul fitri sudah banyak disediakan berbagai macam busana muslim diantaranya seperti busana muslim, baju muslim, gamis, kerudung, jilbab, batik dan baju anak yang bervariasi
Dengan beragam dan bervariasinya busana ditanah abang menjadikan tanah abang menjadi tempat busana dan saat ini tanah abang juga dikenal sebagai tempat pusat grosir busana.banyak sekali para konsumen atau pembeli datang ketanah abang untuk mencari dan membeli baju karena murah,motif dan design yang variatif,warna yang beragam dan dari segi bahan baku kain juga berkualitas dibandingkan dengan busana lainnya.
Selain sejarahnya yang telah saya ketahui, disini saya juga akan mewawancarai seorang pedagang di tanah abang, sebut saja namanya Bapak Darmawan,berikut kutipan wawancara saya dengan Pak darmawan.
Saya: “selamat siang pak?”
bpk.Darmawan: “siang juga dek”
saya: “pak saya ada tugas dari kampus untuk mencari riset penelitian ditanah abang,oh iya sebelumnya saya mau nanya nama bpk siapa?”
bpk Darmawan: “iya dek,nama bapak Darmawan”
saya: “bapak berasal dari Jakarta?”
bpk Darmawan: “iya dek bapak asli orang Jakarta”
saya: “bapak disini sudah berapa lama dan sejak kapan bapak mulai usaha seperti ini?”
bpk.Darmawan: “bapak disini sudah lama dek,sejak beristri bapak sudah memulai usaha kecil untuk mencari nafkah untuk keluarga”
saya: “oh iya kenapa bapak memilih untuk memulai usaha di tanah abang ini?”
bpk Darmawan: “iya dek,bapak memilih untuk mulai usaha disini karena dari awal orang tua bapak tinggal disini.bapak juga mau mencoba untuk mencari tempat untuk memulai usaha lain tetapi bapak masih mempunyai modal.hasil dari kerja bapak itu hanya cukup untuk kebutuhkan keluarga saja bagaimana bapak bisa memulai usaha baru..!”
saya: “menurut pak Darmawan apakah ditanah abang ini berkembang dari sejak dulu?”
bpk Darmawan: “iya dek menurut bapak sekarang tanah abang sudah berkembang dan sekarang saja tanah abang sudah menjadi pusat grosir dijakara”
saya: “berarti sekarang tanah abang menjadi pusat grosir dijakarta ya, oh yaudah cukup sampai sini aja wawancaranya. Terima kasih pak sudah meluangkan waktunya”.
bpk Darmawan: “iya dek sama-sama”
Kesimpulan yang saya dapat pada wawancara diatas beserta kesimpulan sejarah dan masa kini tanah abang adalah dari segi sejarah tanah abang mempunyai nilai sejarah yang tinggi diantaranya pada zaman penjajahan VOC(belanda) disamping itu tanah abang juga memiliki lahan yang luas pada saat itu tanah abang digunakan untuk perkebunan.pada saat itu banyak dibangunnya daerah perkebunan seperti hasil bumi.saat ini tanah abang menjadi pusat perdagangan dijakarta disana terdapat gedung-gedung besar yang menyerupai mal full AC yang sudah menyerupai pasar-pasar modern dengan mengutamakan factor kenyamanan dan keamanan.
dari wawancara saya diatas dengan seorang bapak yang bernama bapak darmawan yang bermata pencarian seorang pendagang kecil yang mengantungkan hidupnya disana.Tanah abang selain memiliki nilai sejarah yang tinggi juga banyak sekali orang-orang yang bergantung hidup pada daerah tersebut.dulu ditanah abang memiliki struktur sistem ekonomi yang sangat minimal hal itu disebabkan belum berkembangnya struktur daerah tersebut sehingga mempengaruhi perekonomian daerah tersebut.tapi saat ini tanah abang berkembang pesat dari tanah abang yang dulu,struktur bangunan daerah berubah secara otomatis sistem perekonomian juga berubah dibandingkan dulu.
dari berbagai perkembangan tanah abang yang sudah pelajari dan melakukan penelitian langsung banyak sekali pengetahuan yang penting dari sejarah hingga saat ini.saat ini tanah abang menjadi pusat grosir dan bidang yang paling menonjol yaitu bidang busana terutama busana muslim.
sehingga membuat tanah abang menjadi pusat grosir baju atau berbagai busana yang bervariasi dan termurah
saat ini ditanah abang banyak bangunan-bangunan megah dan bertingkat yang menyerupai pasar modern dan bahkan saat ini tanah abang menjadi pusat perdagangan grosir dijakarta disamping dengan perkembangan yang ada tanah abang selalu mengedepankan kenyamanan dan keamanan untuk para pengunjung.
Saya: “selamat siang pak?”
bpk.Darmawan: “siang juga dek”
saya: “pak saya ada tugas dari kampus untuk mencari riset penelitian ditanah abang,oh iya sebelumnya saya mau nanya nama bpk siapa?”
bpk Darmawan: “iya dek,nama bapak Darmawan”
saya: “bapak berasal dari Jakarta?”
bpk Darmawan: “iya dek bapak asli orang Jakarta”
saya: “bapak disini sudah berapa lama dan sejak kapan bapak mulai usaha seperti ini?”
bpk.Darmawan: “bapak disini sudah lama dek,sejak beristri bapak sudah memulai usaha kecil untuk mencari nafkah untuk keluarga”
saya: “oh iya kenapa bapak memilih untuk memulai usaha di tanah abang ini?”
bpk Darmawan: “iya dek,bapak memilih untuk mulai usaha disini karena dari awal orang tua bapak tinggal disini.bapak juga mau mencoba untuk mencari tempat untuk memulai usaha lain tetapi bapak masih mempunyai modal.hasil dari kerja bapak itu hanya cukup untuk kebutuhkan keluarga saja bagaimana bapak bisa memulai usaha baru..!”
saya: “menurut pak Darmawan apakah ditanah abang ini berkembang dari sejak dulu?”
bpk Darmawan: “iya dek menurut bapak sekarang tanah abang sudah berkembang dan sekarang saja tanah abang sudah menjadi pusat grosir dijakara”
saya: “berarti sekarang tanah abang menjadi pusat grosir dijakarta ya, oh yaudah cukup sampai sini aja wawancaranya. Terima kasih pak sudah meluangkan waktunya”.
bpk Darmawan: “iya dek sama-sama”
Kesimpulan yang saya dapat pada wawancara diatas beserta kesimpulan sejarah dan masa kini tanah abang adalah dari segi sejarah tanah abang mempunyai nilai sejarah yang tinggi diantaranya pada zaman penjajahan VOC(belanda) disamping itu tanah abang juga memiliki lahan yang luas pada saat itu tanah abang digunakan untuk perkebunan.pada saat itu banyak dibangunnya daerah perkebunan seperti hasil bumi.saat ini tanah abang menjadi pusat perdagangan dijakarta disana terdapat gedung-gedung besar yang menyerupai mal full AC yang sudah menyerupai pasar-pasar modern dengan mengutamakan factor kenyamanan dan keamanan.
dari wawancara saya diatas dengan seorang bapak yang bernama bapak darmawan yang bermata pencarian seorang pendagang kecil yang mengantungkan hidupnya disana.Tanah abang selain memiliki nilai sejarah yang tinggi juga banyak sekali orang-orang yang bergantung hidup pada daerah tersebut.dulu ditanah abang memiliki struktur sistem ekonomi yang sangat minimal hal itu disebabkan belum berkembangnya struktur daerah tersebut sehingga mempengaruhi perekonomian daerah tersebut.tapi saat ini tanah abang berkembang pesat dari tanah abang yang dulu,struktur bangunan daerah berubah secara otomatis sistem perekonomian juga berubah dibandingkan dulu.
dari berbagai perkembangan tanah abang yang sudah pelajari dan melakukan penelitian langsung banyak sekali pengetahuan yang penting dari sejarah hingga saat ini.saat ini tanah abang menjadi pusat grosir dan bidang yang paling menonjol yaitu bidang busana terutama busana muslim.
sehingga membuat tanah abang menjadi pusat grosir baju atau berbagai busana yang bervariasi dan termurah
saat ini ditanah abang banyak bangunan-bangunan megah dan bertingkat yang menyerupai pasar modern dan bahkan saat ini tanah abang menjadi pusat perdagangan grosir dijakarta disamping dengan perkembangan yang ada tanah abang selalu mengedepankan kenyamanan dan keamanan untuk para pengunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar